Dimulai pada tanggal 16 Mei 2011 pukul 05.00 di Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3, Jakarta. Pagi itu saya berangkat ke Bali bertujuan untuk hunting foto dan mengunjungi beberapa teman lama. Kebetulan di hari yang sama ada teman juga yang ikut berangkat hanya saja berbeda 1 jam lebih belakangan dari saya.
Pada pukul 09.00 WITA saya sudah menapakkan kaki di Bandara Ngurah Rai, Denpasar Bali. Langsung menuju keluar dari terminal itu dan mencari tempat untuk menunggu rekan saya yang perkiraan mendaratnya pukul 10.00 WITA. Setelah berputar sekali di pelataran terminal, akhirnya saya memutuskan untuk menunggu di KFC (Jauh-jauh ke Bali, makanan pembukanya kok KFC yah? Hehehe). Tak lama duduk di KFC tiba-tiba ada bunyi SMS diHP saya dan rupanya dari driver yang bekerja di Favehotels (tempat kami akan menginap) memberitahukan bahwa dia sudah menunggu di depan terminal kedatangan. Wah betapa terkejutnya saya, karena tidak di infokan sebelumnya bahwa akan ada yang jemput (Welcome surprise dari OC, teman yang menjadi GM di Fave Hotels Denpasar).
Pukul 10.00 WITA teman saya mendarat dan kami pun langsung bergerak menuju Fave Hotels, Denpasar. Sesampainya disana kami di sambut oleh OC (Long time no see yah Om) dan setelah check in meletakkan barang, OC pun menawarkan kami untuk mengantar ke spot hunting foto yang belum pernah kami singgahi sebelumnya yaitu daerah bedugul. Dari puncaknya kami bisa melihat 2 danau dikanan dan kiri kami (Danau Tamblingan dan Danau Buyan). Perjalanan selama kurang lebih 1.5 jam terbalaskan sudah dengan pemandangan yang luar biasa dari puncaknya. Di puncak ini terdapat viewpoint yang bisa digunakan untuk spot memotret dan ngopi-ngopi serta ada hidangan pisang goreng coklat keju untuk menemani kita bersantai diatas sana. Lokasi tepatnya bisa klik link ini via googlemaps.
Okey setelah berpuas hati di atas puncak bagus (kalo kata orang sana) kami bergerak menuju ke hotel karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WITA. Setelah mandi dan bebenah, OW yang juga teman di Bali datang berkunjung untuk pergi bersama malam itu. Kami makan malam di restoran ayam betutu daerah Renon. Ayam betutu adalah salah satu makanan khas bali, ayam dengan bumbu pedas yang bisa membuat keringat mengucur saat memakannya, untungnya ada menu lain di restoran itu yaitu sate kerang, jadilah saya memesan sate kerang karena tidak terlalu mood makan ayam betutu. Tak lama setelah itu kami selesai makan dan beranjak menuju Bypass Ngurah Rai untuk menjemput 1 lagi teman kami yang kebetulan lagi training di Bali untuk bersama-sama kongkow di Legian. Sky Garden adalah tempat yang kami kunjungi malam itu, entrance feenya IDR 50k sudah dapat minuman yang dapat dipilih kemudian. Tempat ini tetap ramai setelah kira-kira 2 tahun tidak saya kunjungi.
Setelah lelah mendengarkan musik progresif dan trance, kami beranjak ke warung makan bernama Wayang Wong. Sajian utama dari tempat ini adalah Indomie Goreng, Pisang Goreng, Roti Bakar dan cemilan malam lainnya. Mungkin jika di Jakarta sebut saja Wafa99 yang berada di bilangan Tebet Raya. Range harga makanannya pun tidak mahal, dimulai dari angka 5.000 rupiah.
Hari ke 2:
Pukul 07.30 WITA kami sudah meluncurkan motor sewaan mengarah ke Ubud, tujuannya adalah memotret terasering di tegallalang. Sesampainya disana hanya kekecewaan yang kami dapat dikarena sawah sudah dipanen sehingga warnanya pun coklat. Walaupun begitu kami tidak ingin sia-sia kesana dan akhirnya mengambil foto seadanya ๐ berikut hasilnya.
Waktu sudah menunjukkan jam 14.00 WITA ketika kami tiba kembali di Hotel, acara selanjutnya adalah ke pantai Bali selatan (menyisir daerah Uluwatu) ditemani oleh OW dan OC. Pantai pertama yang kami kunjungi adalah Blue Point, pantai ini bayak dipakai oleh orang yang surfing karena ombak disini besar tetapi tak sedikit juga orang yang berjemur dipinggiran.
Setelah puas jeprat jepret di Blue Point, kami melaju ke pantai Tegal Wangi. Konon waktu tahun 2000-an OW sering sekali kemari tengah malam untuk memancing, dulu daerah sini belum ada orangnya masih sepi sekali. Tegal Wangi menurut saya adalah tempat yang cocok sekali untuk hunting foto sunset (buktinya saya dapat 1 foto yang lumayan bagus untuk dipamerkan). Tegal Wangi juga banyak digunakan untuk foto pre-wedding, waktu kami kesana ada kira-kira 4-5 pasangan yang sedang berfoto.
Hari Ke 3:
Hari ini kami bangun siang karena 2 malam berturut begadang :p. Plan hari ini simple dan tidak ada yang namanya hunting foto hehehehe. Kegiatan pertama setelah keluar hotel adalah menuju Krisna dan Erlangga (pusat oleh oleh). Jam makan siang kami sudah kembali ke Hotel dan makan siang bersama OC dan OW di Restoran Ayam Taliwang (Sepertinya ayam taliwang adalah makanan khas lombok). Malam hari ini adalah malam terakhir teman saya di Bali so kami berencana untuk keluar malam dengan sebelumnya menjemput OC dirumahnya sekalian meminta ijin ke istri tercintanya :p. Setelah dari rumah OC kendaraan diluncurkan ke daerah Kuta, malam ini kami mau makan Nasi Babi dari Bu Sekar dan untuk yang muslim makan di Soto Ceker (tempatnya bersebelahan). Beer Garden adalah tujuan setelah makan malam, kebetulan OC memiliki teman yang bekerja sebagai GM di Beer Garden.
Hari Ke 4:
Hari kepulangan teman saya sudah tiba. Pagi itu saya buru-buru bangun pagi dan mengantarnya ke Joger untuk membeli oleh oleh yang di hari sebelumnya belum didapatkan. Tidak lupa ditengah jalan kami mampir ke Tune Hotel Kuta untuk saya check in (pindah hotel ceritanya nih :p). Setelah itu baru kami ke Pia Legong di Bypass Ngurah Rai. Sekembalinya ke Hotel kami langsung packing barang dan OW menjemput untuk mengantar teman saya ke bandara dan drop saya di Tune Hotel.
Sore harinya saya janjian dengan teman backpacker dari medan, sebut saja K. Kami bertemu di Flapjacks Kuta lalu mengobrol ngalor ngidul mengenai rencana jalan menyusuri kembali pantai-pantai di Bali selatan. Setelah saya selesai makan, kami menyusuri jalan poppies 1 dan 2 untuk mencari harga sewaan motor, dan ternyata harganya cukup tinggi untuk 1 harinya dikenakan IDR 50k. Sampai pada akhirnya kami ke tempat pak Nyoman di Gang Sorga (Poppieslane 1), tempat ini adalah langganan K jika ke Bali. Kami mendapatkan harga motor yang cukup menarik yaitu 35K untuk 1 harian. Tetapi karena hari sudah sore sekitar pukul 18.00 WITA kami memutuskan untuk mengambil motor keesokkan harinya. Setelah makan malam bersama kami pun pulang ke hotel masing- masing untuk persiapan esok harinya akan menjelajah Bali Selatan.
Hari Ke 6:
Pukul 10.00 WITA saya sudah terlebih dahulu ke tempat Pak Nyoman untuk mengambil motor, rupanya si K tidak kebangun gara-gara alarm di handphonenya tidak menyalah ๐ akibatnya saya kena menunggu dia sampai jam 12.00 WITA. Lumayan sambil menunggu dia bangun, saya menemukan tempat makan yang cukup murah di poppies lan 1 kebetulan juga saya memang belum makan pagi. Makan di warteg situ hanya menghabiskan uang 13.500 rupiah saja :D.
Waktu sudah menunjukkan jam 12.00 WITA saya kembali bertemu K di tempat Pak Nyoman dan segera melaju ke pantai pertama yaitu pantai Balangan.
Untuk ke pantai ini kita cukup menelusuri jalan arah Uluwatu lalu mencari taman rekreasi bernama NIRMALA yang ada di perempatan jalan, nah dari sini kalo ke kiri arah ke Bali Cliff (Greenbowl) lalu ke kanan adalah arah ke Balangan (silahkan pilih mau yang mana dulu).
Pantai Bali Cliff ini sangatlah sepi dari pengunjung karena jaraknya yang cukup jauh dan tidak dapat digunakan untuk berenang apalagi surfing. Di pantai ini hampir semua pengunjungnya membawa alat pancing, sepertinya pantai ini memang untuk memancing yah. Anak sekitar 300an anak tangga untuk menyentuh pasir pantai dan tentunya 300an anak tangga lagi untuk naik ke parkiran motor.
Pantai Padang-padang terkenal karena dipakai untuk shooting filmnya Julia Roberts โEat, Pray, Loveโ. Dipantai bagian berpasirnya tidak terlalu banyak, ombak besar dan ada 1 spot untuk bermain air :D. Masih banyak batu karang besar menjulang ditempat ini.
Pas tepat pukul 17.20 WITA kami meluncur menuju Pure Uluwatu untuk melihat Tari Kecak. Tari Kecak merupakan salah satu tarian yang khas dari Bali dan baru pertama kali saya menontonnya. Terpukau dan senang sekali rasanya menonton Tari Kecak ini, pemainnya yang begitu kompak dan penyampaian dari cerita legendanya pun dapat mudah diterima, tidak lupa juga guyonan yang dilontarkan oleh pemain-pemainnya. Harga tiketnya adalah IDR 70k per orang, setiap hari ada penampilan pada pukul 18.00 WITA. Ingin rasanya menonton lagi jika kembali ke Bali.
Hari Ke 6:
Hari kepulangan saya akhirnya tiba :(. Tidak ingin rasanya meninggalkan Kota yang penuh adat dan budaya yang menganggumkan. Jam 10.00 WITA saya mengembalikan motor ke Pak Nyoman lalu sarapan di Pizza Hut. Setelah itu saya meluncur ke Fave Hotels untuk ngopi terakhir bersama OC dan OW. OW menawarkan untuk mengantar saya ke Bandara dan saya tidak dapat menolaknya :). Thanks a lot untuk OC dan OW atas sambutannya dan waktunya selama saya dan teman saya di Bali. Sampai jumpa dikesempatan berikutnya.