Ini Alasan yang Membuat Banyak Warga Indonesia Memilih Untuk Berobat di Rumah Sakit Malaysia

Mungkin kalian sering denger cerita dari beberapa orang yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri, khususnya Malaysia. Banyaknya masyarakat Indonesia memilih untuk berobat di Malaysia bukan tanpa alasan. Salah satu alasan yang menjadi pertimbangan utama adalah masalah kualitas pelayanan medis yang akan didapatkan.

Hal di atas didukung dengan pernyataan dari Deasy Mochtar yang merupakan manajer operasional dari salah satu rumah sakit di Medan. Ia mengatakan bahwa pada umumnya pasien memilih untuk berobat ke Malaysia karena bisa mendapatkan diagnosis penyakit yang lebih cepat.

Tidak hanya itu saja yang akan didapatkan, mereka juga bisa melakukan medical check up dan tersedianya fasilitas serta peralatan medis dengan teknologi canggih. Faktor seperti inilah yang nantinya akan meningkatkan pelayanan medis di rumah sakit.

Peralatan Medis yang Canggih

Peralatan dan fasilitas medis di Indonesia ngga buruk kok, tapi harus diakui bahwa peralatan medis dengan teknologi canggih masih kurang memadai. Kalaupun ada beberapa alat canggih, itupun hanya ada di kota-kota besar.

Di Malaysia ada banyak peralatan medis canggih yang dapat membantu para dokter melakukan tugasnya, misal alat MRI 3 tesla (umumnya rumah sakit masih menggunakan MRI 1,5 tesla) dengan alat ini, dokter bisa memetakan dengan lebih akurat lokasi sel tumor /kanker yang ada.

Juga ada alat seperti Gamma knife, alat ini dapat membunuh sel tumor pada otak (dengan menggunakan sinar gamma) tanpa dilakukan open surgery atau buka tengkorak kepala, sehingga pasien  bisa sembuh lebih cepat dan tidak mengalami trauma setelah operasi.

Selain kedua alat ini, masih banyak alat-alat canggih lainnya yang ada di rumah sakit Malaysia.

Akses dan Lokasi yang Mudah Dijangkau

Seperti yang udah kita tahu bahwa Malaysia adalah negara yang mudah dijangkau dari berbagai daerah di Indonesia, terutama dari Sumatera. Saat ini telah tersedia banyak penerbangan langsung menuju Malaysia, baik ke Penang, Melaka, atau Kuala Lumpur.

Hal menarik adalah pemerintah Malaysia juga menawarkan visa hingga 3 bulan untuk pasien yang yang ingin melakukan perawatan medis atau berobat.

Apa Saja Perawatan Medis yang Banyak Dilakukan di Malaysia?

Operasi jantung, bedah ortopedi, kanker, bedah plastik, penyakit reproduksi, THT, urologi, sampai operasi mata menjadi contoh dari beberapa perawatan medis yang sering dilakukan oleh pasien di Malaysia.

Bahkan Malaysia Healthvare Travel Council mengungkapkan bahwa operasi jantung adalah salah satu jenis perawatan medis yang banyak dilakukan oleh pasien dari luar negeri.

Apakah Kalian tertarik untuk melakukan pengobatan di Malaysia?

Medisata bisa menjadi jembatan yang akan mempermudah kalian mendapatkan pelayanan kesehatan di Malaysia. Sebelum berkunjung untuk berobat, kalian bisa lebih dulu berdiskusi dan berkonsultasi untuk mendapatkan rekomendasi dokter dan rumah sakit yang tepat. Kalian juga bisa mengetahui berapa perkiraan biaya yang diperlukan untuk berobat disana sehingga kalian bisa mempersiapkan dana yang dibutuhkan sebelum berangkat.

Kontak Medisata:

Medisata Indonesia
Grand Puri Niaga, Blok K6/1N, Jalan Puri Kencana, Kembangan, Jakarta Barat, 11610
Telp. 021 58351523
Website Medisata.com

Kesehatan adalah aset berharga yang perlu dimiliki semua orang. Oleh karena itu, pilihlah pelayanan kesehatan terbaik yang bisa didapatkan.

Related posts

Hotel Instagramable di Taipei | Review Just Sleep Ximending

Keluar Negeri Tanpa Was-Was | Review JavaMifi

Review The Tango Taipei Jiantan, Hotel Super Canggih!

3 comments

twindry May 8, 2019 - 11:01 am
bener banget itu bro. harga kurang lebih tapi skill dokter, hasil diagnosa, dan pelayanannya lebih baik ketimbang di negeri sendiri
$cocoper6 June 12, 2019 - 5:14 am

Sy jd penasaran, kedokteran itu ilmu dari skil si dokter atau alat teknologi? Kalau jaman skr tentunya keduanya penting.
Mslh lain di Indonesia adalah soal skil dan pengalaman dokter. Banyak kasus terjadi adalah salah diagnosa yang berujung pada cacat permanen hingga kematian, seperti dugaan dari kerabat yang meninggal setelah operasi. Operasi yg tk tepat sasaran membuat harapan hidup pasien berkurang. Jadi qt butuh diagnosa yang tepat dan cepat.

Soal skil, teknologi, sarana dan prasarana di Indonesia memang jauh tertinggal. Masih di pulau jawa sj, itu sudah sulit, apalagi orang jelata. Dokter Indonesia itu senangnya memvonis sakit dengan diagnosa terbatas.

Pengalaman sih yang jadi masalah utama. Krn dokter muda maunya praktek di tempat yg enak. Lalu slth slse pendidikan, cri nya tempat yg enak pula.

Lalu juga, kalau kita belum punya alat yg canggih, skil dan ilmu psikologi kedokteran lah yg penting, krn faktor kesembuhan ada juga dari sisi psikologi dan dokter Indonesia kebanyakan gak punya itu, hanya ada sisi materialistis.

Saran sih, kita orang biasa, belajar jadi dokter bagi diri sendiri. Lebih baik mati ditangan sendiri drpd mati di tangan dokter yang salah diagnosa. #tragis
Jika sakit dengan diagnosa awal berat, disarakan kan cari 3-4 pendapat dokter lain di bidang yang sama, karena diagnosa dokter di Indonesia itu mirip tafsir kitab suci, bisa beranekaragam.

Itu sih unek2 saya soal kedokteran.

Si Ogie June 12, 2019 - 5:36 am
Menurut saya sih kalau di sini seperti yang Om bilang, banyak dokter yang pengalamannya terbatas, lalu ada yang suka ga serius menghadapi penyakit. Jadi suka salah diagnosa. Kalau orang luar negeri mungkin lebih tertib dengan SOP mereka. Dan dari alat juga banyak lebih canggih.
Add Comment