Seperti judul yang saya pakai, ngga pernah saya dan istri kebayang bakal datang kesempatan untuk honeymoon di Paris. Senengnya bukan main 😍. Singkat cerita saya dan istri berangkat 2 hari setelah wedding day dari Soekarno-Hatta Airport terminal 3.
FYI, saya waktu itu beli tiket promonya Qatar Airways yang tiketnya per-orang 5 jutaan ☺️makanya nekat berani berangkat. So karena naik Qatar pasti bakalan transit di Doha. Kami berangkat jam 00.30 menuju ke Doha dengan lama penerbangan kurang lebih 9 jam 😌, lalu di Doha transit selama 3 jam dan dilanjutkan Doha – Charles de gaulle (Paris) selama 7 jam. Jadi total penerbangan Jakarta – Paris kurang lebih 16 jam tidak termasuk transit.
Bandara Doha, Qatar
Ngga beda dengan bandara internasional pada umumnya, bandara ini memiliki shopping arcade yang cukup lengkap, lalu juga foodcourt tetapi ngga sebanyak di Hong Kong atau Singapore pilihan makanannya 😚. Sebetulnya untuk para wisatawan yang transit cukup lama, ada Doha City Tour yang digiatkan oleh Qatar Airways selama 3 jam dan free entrance Visa, sayangnya waktu itu waktu kita transit hanya 3 jam kurang jadi ngga keburu untuk ikutan Doha City Tournya.
Tiba di Paris
Kami sampai di Paris jam 12.50 waktu setempat, mata udah sepet, rambut lepek, kucel deh pokoknya 16 jam kagak mandi, udah bisa sikat gigi aja syukur banget deh. Sampai di Paris dan setelah ambil bagasi, buru-buru keluarin jaket yang lebih tebel karena diluar suhunya mencapai 7˚C. Kami menginap di daerah Porte de Vincennes, dari Charles de gaulle naik kereta RER B dan melanjutkan naik M1 turun di Saint-Mande. MRT di Paris jauh dekat bayar €1.70 setara dengan Rp. 28.900 per trip.
Unbelievable, akhirnya kita menapakkan kaki di Paris! Senang! Lagi lagi dan lagi kita super excited to explore the city. Senyum sumringah liat bangunan-bangunan yang biasanya cuma saya liat di film-film barat. 🤩
Check-in hotel memakan waktu 10 menitan, naik ke kamar hanya untuk meletakkan koper lalu saya dan istri keluar lagi untuk jalan sekitaran hotel sekalian cari makan siang yang kesorean 🙃. Banyak taman kecil yang dipenuhi oleh anak-anak remaja yang mengobrol, orang tua yang membawa anak kecilnya berjalan sore.
Kami berjalan mungkin sekitar 2 kilometer untuk cari makan tetapi masih belum tau mau makan apa. Ngga lama keliatan kebab di ujung jalan dan sepertinya menarik untuk dicoba. Masuklah kami ke dalam kedai itu, melirik ke pengunjung yang sudah duluan makan, saya lihat kayaknya porsi cukup besar jadilah memesan 1 porsi kebab. Bener aja datangnya porsi orang eropa dengan irisan daging yang banyak dan kentang goreng segunung. Tuh bisa dilhat di foto yang porsinya yang besar, rasanya pun enak. 😍Harganya €6.50 seporsi besar itu.
Arch de Triomphe
Kemarin kami istirahat lebih awal karena lelah setelah long-flight, tetapi pagi ini kami sudah siap untuk berpetualang. Dengan semangat melangkahkan kaki keluar hotel dan menuju stasiun MRT! Dingin banget sih cuma masih sangat semangat jadi bodo amat sama udara dingin. Saking senengnya, cuma di taman kecil di depan stasiun MRT aja kami pasang tripod dan pose dulu cekrek-cekrek. 🤩
Kebetulan ada si burung di belakang pas lepas landas, jadi bikin fotonya tambah keren 🤪. Pagi ini kita rencana mau ke Arch de Triomphe, itu loh bangunan gede yang ada di tengah jalan (kalo di Jakarta itu kayak patung bundaran Hotel Indonesia).
Sehabis foto-foto kita langsung naik MRT menuju ke lokasi yang berjarak cuma 30 menit aja. Begitu sampai dan keluar dari stasiun MRT langsung disuguhi pemandangan seperti ini.
Awalnya sih agak bingung gimana caranya nyebrang ke situ dengan kondisi mobil sliweran eh ternyata ada terowongan bawah tanah yang menghubungkan pinggiran jalan ke tengah bangunan utama Arch de Triomphe. Arch de Triomphe ini ternyata artinya Gapura Kemenangan, yang dibangun atas perintah Napoleon Bonaparte untuk menghormati tentara kebesarannya (wikipedia).
Champs-Élysées (Stop by at Disney Store)
Bagi orang yang sudah pernah ke Paris apalagi yang hobi belanja pasti tau Champs-Élysées, jalanan yang dipenuhi dengan toko-toko branded macam LV, Dior, Adidas dan banyak banget deh (kalo di Singapore mungkin mirip dengan Orchard Road). Dari sekian banyak toko-toko bermerk mahal, si istri langsung berbinar-binar ngeliat Disney Store, memang dasarnya dia suka sekali sama Disney. Masuklah kita ke dalam toko itu setelah melewati security check, untungnya boleh motret di dalem tokonya.
Tuh liat begitu masuk langsung pose-pose gemes sama Moana 😙. Disney Store ini bisa terbilang cukup lengkap, memiliki 2 lantai dengan variasi produk yang banyak.
“Ayok-ayok, cukup foto-fotonya” saya bilang ke istri supaya bergegas keluar dari Disney Store dan melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya adalah Louvre itu loh yang bangunan kaca segitiga 🤩.
Roue de Paris
Kami memutuskan untuk berjalan kaki dari Arch de Triomphe menuju ke Louvre supaya bisa sekalian liat kanan-kiri dan menikmati keindahan kota Paris. Di tengah jalan kita ngelewati taman kecil yang banyak pohon dan ada kursi-kursi kayunya trus keliatan ada polisi berkuda juga yang lagi keliling di taman itu. Mendekati Louvre ada lagi persimpangan besar yang harus kita lewati dan diujung persimpangan itu ada semacam bianglala atau Singapore Flyer bahasa kerennya yang disebut Roue de Paris.
Biaya untuk naik Roue de Paris ini adalah €12.92 untuk dewasa, sedangkan untuk anak-anak €6.46. Saking rame antriannya, untuk atraksi yang ini kami skip dulu deh.
Musée du Louvre
Setelah kaki pengkor jalan sejauh 3.5 KM akhir sampai juga di Louvre. Saya dan istri dari awal ngga berniat untuk masuk ke dalam, jadinya cuma foto-foto aja di pelataran museumnya. Harga tiket masuknya €20-an termasuk booking fee jika kita membeli secara online.
Sekilas mengenai museum ini; adalah salah satu museum terbesar dan paling banyak dikunjungi di dunia. Koleksinya lebih dari 35.000 benda bersejarah.
Setelah puas berfoto ria, perjalanan dilanjutkan ke Notre-Dame de Paris (Gereja Katedral) dengan berjalan kaki lagi sejauh 1.5 KM (lumayan olah raga biar kurus) 🤪. Memang Paris ini sangat menarik, banyak orang-orang lokal setempat yang menggelar lapak di pinggir sungai dan melukis, lalu banyak sekali yang berjualan lukisan-lukisan dengan objek wisata di Paris sebagai modelnya.
Sebelum akhirnya masuk ke Katedral Notre-Dame, perut sudah lapar jadilah cari makan dulu di seberang jalan dan ketemu kebab lagi seperti yang awal kita sudah makan pas baru sampai di Paris (edisi darurat udah kelaparan banget). Lalu lihat ada kedai kecil menjual crepes nutella jadi ngiler lagi, padahal baru aja selesai makan. Harga crepesnya €4 setara dengan 70rb-an deh hoho. Ukurannya ngga kayak di Indonesia, jauh lebih besar dan rasanya juga enak 😍.
Notre-Dame Cathedral
Ada sedikit antrian ketika memasuki Notre-Dame Cathedral tetapi begitu masuk langsung disambut oleh pemandangan megah luar biasa dari arsitektur interior bangunan ini. Sempat terbengong-bengong dan bertanya “gimana dan berapa lama ya membangun ini?” *sambil melirik ke istri*.
Bangunan ini dibangun mulai tahun 1160an, memiliki banyak ruangan doa maupun konseling. Walaupun ramai wisatawan, aktifitas tetap berlangsung seperti biasa seperti konseling dengan pastur / pendeta atau pun kebaktian.
Penting nih untuk foto di depan Katedralnya karena banyak burung perkutut merpati 🕊dan kalau lagi dapet momen yang tepat, bisa foto pas burungnya lagi take off 😆. Kalau ngga salah ingat juga di depan sini ada yang jual makanan untuk dikasih ke merpati-merpati ini bisa bikin kita dikerubungin (asal ngga di poop in) 😂.
Eiffel tower
Sangat ngga afdol rasanya kalau ke Paris tapi ngga main ke Menara Eiffel, setuju? Tujuan akhir di hari ini adalah menara Eiffel tapi ngga jalan kaki lagi kayak sebelumnya walaupun sebenarnya bisa, tapi kaki sudah jompo dan ngga kuat lagi berjalan jauh 😌. Dari Notre-Dame Cathedral kita jalan kaki ke MRT Saint Michel lalu naik RER C dan turun di Champ de Mars – Tour Eiffel (10 menit perjalanan).
Keluar stasiun MRT dari kejauhan sudah keliatan si Menara Eiffelnya. Keren dari jauh, begitu semakin mendekat ternyata sedang ada renovasi di sekitar “kaki” menara 😅jadi ditutup pakai tembok seng yang lumayan tinggi.
Untuk naik ke atas menara ada 2 pilihan biaya yang harus dikeluarkan yaitu €16 jika sampai lantai 2, tapi jika sampai rooftop akan dikenakan €25. Kalau saya cukup mengambil foto dari sekitar area saja karena males ngantri 😙.
Versailles
Kota kecil yang berjarak 30 menit dari pusat kota Paris ini patut dikunjungi terutama ya Chateau de Versailles atau Istana Kerajaan Versailles. Pagi itu saya sudah berangkat dari hotel sekitar jam 7 pagi menuju ke Versailles. Stasiun RER / MRTnya dekat sekali dengan istananya tetapi tidak terlihat, disekitarnya seperti pemukiman warga dan beberapa kantor dan restoran kecil. Tapi karena petunjuk jalan di sana cukup jelas dan saya juga menggunakan Google Maps jadi ngga kuatir, setiap jalan juga bisa tembus ke arah Istana Versailles.
Kondisi perut lapar dan baru ada KFC aja yang buka, karena memang masih pagi. Ya sudahlah makan KFC dulu aja (dasar orang Indonesia ga bisa liat KFC) 😆. Rasa ayam KFCnya kurang gurih dan kurang micin keliatannya 🤣lidah saya yang sudah mengandung micin ini langsung komplen karena kekurangan kadar micin.😪
Pemandangan ini yang bisa dilihat saat mau masuk ke area istana. Itu yang difoto bukan antrian tiket kok, hanya antrian security check dan cepet prosesnya. Area istana ini sangat luas dan kita diperbolehkan untuk eksplorasi ke hampir semua titik.
Banyak juga kolam air mancur yang besar-besar dan hampir semua instagramable. Setelah memasukki halaman depan, saya bergegas menuju ke arah taman belakang yang ternyata sudah ramai oleh turis, pepotoan juga deket kolam lalu penasaran sampe sejauh mana sih tempat ini dan saya pun berjalan ke arah belakang menjauhi bangunan utama.
Ada dekat kolam yang agak belakang itu ada spot foto yang bagus juga, bisa ala-ala prewedding gitu 😋. Ngga perlu bawa fotografer sendiri deh, cukup bawa tripod atau gorillapod kemana-mana. Nih hasilnya.
Sacre Coeur
Tujuan selanjutnya setelah Versailles adalah kembali ke pusat kota Paris dan menuju ke Sacre Coeur. Sacre Coeur itu adalah Gereja Katolik Roma yang berada di Paris sekaligus titik tertinggi dari kota Paris. Dari tempat ini kita bisa melihat ke arah kota Paris yang terlihat kecil.
Banyak seniman yang berkumpul di sini, ada pemusik, pelukis dan tukang foto juga ada. Pedagang kecil pun banyak yang menawarkan dagangannya dan ngga cuma 1-2 yang memaksa. Sebenarnya yang saya sebut pemusik itu adalah pengamen tapi kok ga tega nyebut pengamen ketika suara mereka super bagus😍.
Seperti kalian tau bahwa di Paris atau Eropa tepatnya banyak sekali copet, tukang tipu dan lainnya, termasuk di Sacre Coeur ini. Saat berjalan menuruni tangga untuk pulang, saya dicegat oleh 2 orang berkulit hitam yang menawarkan sesuatu secara memaksa, dengan segera saya buang muka dan berjalan cepat. Fyuuhhhh~ So berhati-hati kalau berencana liburan ke Eropa.
Moulin Rouge
Menghabis beberapa jam terakhir bulan madu di Paris saya dan istri berjalan-jalan di pusat kota. Mungkin sama seperti di beberapa negara lain bahwa kita dapat dimana saja ketemu sama taman kecil ditengah kota yang suasanya cukup enak untuk hanya duduk-duduk dan mengobrol. Kebetulan sekali saat menuju ke Moulin Rouge saya ketemu taman ini dan menyempatkan diri untuk duduk-duduk di bawah pohon rindang dan mengamati kegiatan penduduk lokal.
Cuaca saat itu sedang terik tapi dingin (bingung yak 😅). Ada beberapa anak kecil bermain bersama saudaranya, lalu ada juga gerombolan oma-oma yang entah lagi arisan atau lagi kopdar bersenda gurau.
Melanjutkan perjalanan lagi dan sampai di Moulin Rouge. Apa sih Moulin Rouge? Dulu sih ada filmnya yang lumayan hits jadilah saya penasaran dan cari tempatnya. Moulin Rouge itu pertunjukkan kabaret yang cukup terkenal sejak tahun 1880an dan akhirnya difilmkan dan diperankan oleh aktor/aktris papan atas seperti Nicole Kidman, Ewan Mcgregor, Kylie Minogue dan banyak lainya.
Rupanya kalo siang hari kurang begitu menarik karena lampu-lampu dibangunan belum menyalah. Di 82 Boulevard de Clichy selain menjadi lokasi Moulin Rouge, berderet juga sexshop dan bar-bar.
Setelah hari ini bulan madu saya dan istri di Paris pun berakhir. Kami melanjutkan perjalanan ke Brussel, Belgia! Tentunya di postingan berikutnya yaaaa. Semoga ga lama dan mager nulisnya. 😅.
Rangkuman Tentang Paris
Dari segi transportasi, Paris termasuk sangat mudah untuk berkeliling di dalam maupun luar pusat kota dengan menggunakan MRT yang tarif jarak jauh maupun dekat sama saja yaitu €1.70. Sebenarnya ada semacam tourist pass tetapi waktu itu saya ngga pakai karena mau ke beberapa daerah yang ngga tercover, jadilah saya beli ketengan saja.
Makanan di Paris ngga semahal yang dibayangkan, malahan ada beberapa tempat yang hampir sama dengan di Jakarta kok. Kecuali temen-temen ingin mencoba sarapan ala Paris atau nge-wine tentu saja harus mengeluarkan budget lebih tapi tetap layak untuk dicoba. Seperti ini €13 per orang:
Orang-orang di Paris agak jutek dan kurang bersahabat memang, jadi jangan heran kalo nanya sesuatu sama orang misalnya bagian ticketing atau orang di jalan tapi malah jutek jawabnya. 😂 Soalnya saya sendiri ngalamin, nanya tiket malah berasa diomelin. 😄
Oke sekian dulu cerita tentang bulan madu di Paris, bersambung nanti ya. Makasih udah nyempetin baca, mudah-mudahan ngga ngebosenin.
Cheers,
Ogie
30 comments